Mengapa biji kopi Mandheling Indonesia menggunakan penggilingan basah?
Jika berbicara tentang kopi Shenhong, banyak orang akan berpikir tentang biji kopi Asia, yang paling umum adalah kopi dari Indonesia. Kopi mandheling khususnya terkenal dengan rasanya yang lembut dan harum. Saat ini, terdapat dua jenis kopi Mandheling di Kopi Qianjie, yaitu Lindong Mandheling dan Golden Mandheling. Biji kopi Golden Mandheling diseduh dengan metode penggilingan basah. Setelah masuk ke mulut akan ada rasa roti panggang, pinus, karamel, dan coklat. Rasanya kaya dan lembut, keseluruhan lapisannya bervariasi, kaya, dan seimbang, serta sisa rasa memiliki rasa manis karamel yang bertahan lama.
Orang yang sering membeli kopi Mandheling pasti bertanya mengapa penggilingan basah biasa terjadi pada metode pengolahan kopi? Hal ini terutama disebabkan oleh kondisi lokal. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Terletak di daerah tropis dan sebagian besar memiliki iklim hutan hujan tropis. Suhu rata-rata sepanjang tahun adalah antara 25-27℃. Sebagian besar wilayah panas dan hujan, iklim hangat dan lembab, waktu sinar matahari singkat, dan kelembapan mencapai 70%~90% sepanjang tahun. Oleh karena itu, cuaca hujan membuat Indonesia kesulitan mengeringkan buah kopi melalui paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama seperti negara lain. Selain itu, pada proses pencucian, setelah buah kopi difermentasi dalam air, sulit mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk mengeringkannya.
Oleh karena itu, lahirlah metode penggilingan basah (Giling Basah). Metode perawatan ini disebut juga dengan “perawatan semi-pencucian”. Cara perawatannya mirip dengan pencucian tradisional, namun berbeda. Tahap awal metode penggilingan basah sama dengan keramas. Setelah beberapa saat terkena sinar matahari setelah fermentasi, lapisan kulit domba langsung dihilangkan ketika kadar airnya tinggi, kemudian dilakukan pengeringan dan pengeringan akhir. Cara ini dapat mempersingkat waktu paparan sinar matahari pada biji kopi dan dapat dikeringkan lebih cepat.
Selain itu, Indonesia saat itu masih dijajah oleh Belanda, penanaman dan ekspor kopi juga dikuasai oleh Belanda. Pada saat itu, metode penggilingan basah dapat secara efektif mempersingkat waktu pemrosesan kopi dan mengurangi tenaga kerja. Margin keuntungannya besar, sehingga metode penggilingan basah dipromosikan secara luas di Indonesia.
Nah, setelah buah kopi dipanen, kopi kualitas buruk akan diseleksi melalui flotasi, kemudian kulit dan ampas buah kopi akan dikeluarkan dengan mesin, dan biji kopi dengan lapisan pektin dan perkamen akan dimasukkan ke dalam air. kolam untuk fermentasi. Selama fermentasi, lapisan pektin biji akan terurai, dan fermentasi akan selesai dalam waktu sekitar 12 hingga 36 jam, dan akan diperoleh biji kopi dengan lapisan perkamen. Setelah itu, biji kopi dengan lapisan perkamen dijemur di bawah sinar matahari untuk dijemur. Hal ini tergantung pada cuaca. Setelah dikeringkan, biji kopi dikurangi hingga kadar air 30%~50%. Setelah dikeringkan, lapisan perkamen biji kopi dihilangkan dengan mesin pengupas, dan terakhir kadar air biji kopi diturunkan hingga 12% dengan cara dikeringkan.
Walaupun cara ini sangat sesuai dengan iklim setempat dan mempercepat proses pengolahan, namun cara ini juga memiliki kelemahan yaitu mudah dalam menghasilkan biji kaki domba. Karena proses penggunaan mesin pengupas untuk menghilangkan lapisan perkamen biji kopi sangat keras, biji kopi mudah dihancurkan dan diperas sekaligus menghilangkan lapisan perkamen, terutama pada bagian ujung depan dan belakang biji kopi. Beberapa biji kopi akan membentuk retakan mirip kuku domba, sehingga orang menyebut biji ini dengan sebutan “biji kuku domba”. Namun jarang ditemukan “biji kuku domba” pada biji kopi PWN Golden Mandheling yang dibeli saat ini. Hal ini harus disebabkan oleh perbaikan proses pengolahan.
Mandheling Emas PWN saat ini diproduksi oleh Perusahaan Kopi Pwani. Hampir seluruh daerah penghasil terbaik di Indonesia telah diakuisisi oleh perusahaan ini, sehingga sebagian besar biji kopi yang dihasilkan PWN merupakan kopi butik. Dan PWN telah mendaftarkan merek dagang Golden Mandheling, sehingga hanya kopi produksi PWN lah yang merupakan “Golden Mandheling” yang asli.
Setelah pembelian biji kopi, PWN akan melakukan seleksi manual sebanyak tiga kali untuk menghilangkan biji kopi yang cacat, partikel kecil, dan biji jelek. Biji kopi yang tersisa berukuran besar dan penuh dengan cacat kecil. Hal ini dapat meningkatkan kebersihan kopi sehingga harga Mandheling Emas jauh lebih mahal dibandingkan Mandheling lainnya.
Untuk konsultasi industri kopi lebih lanjut, klik untuk mengikutiKEMASAN YPAK
Waktu posting: 18 Oktober 2024